Sedikit menjauh, Salah satu cara berfikir objektif.

Advertisement

Monday, June 14, 2010 23:00
(Koreksi perjalanan hidup lulusan Diniyah) 
Aneh rasanya ketika hati sedang berbunga-bunga namun kita diharuskan menjauh. Bukan alasan karena bosan, marah atau sejenisnya. Bukan, bukan itu penyebabnya. Namun hal ini terjadi ketika rindu kita sudah mengalahkan rindu kepada Sang Khalik, rindu yang sudah menjadikan hati tidak objektif lagi membagi porsi masalah dalam hidup.(Sebaliknya jika rindu kepada Sang Robbi, Mendekatlah dan mengemislah di pintu Ampunan-Nya)

Rindu memang bukan hal terlarang. Alangkah elok ketika kita mulai bisa membiasakan rindu menjadi tak lagi menyita porsi harian . Mengurangi intensitas pertemuan mungkin menjadi salah satu solusi, Karena terlalu seringnya intensitas hubungan sering menimbulkan benih-benih kasih yang sering menjadikan masalah menjadi tidak objektif lagi.
Kadang kita tak lagi berfikir dengan siapa kita ber-SMS- ria bahkan bercanda tanpa merasa ada yang salah dengan diri kita. Timbul perasaan yang membuncah untuk mengekspresikan perasaan kita kepadanya. Mulailah muncul sebentuk perhatian untuk si’Dia’ mulai dari nasihat, pujian , tausiyah atau berpura menanyakan sesuatu masalah baik itu benar –benar dibutuhkan atau pura-pura, lewat SMS, chatting, e-mail atau lebih parah lagi lewat jejaring sosial yang orang lain akan ikut menikmati suasana hati kita.
Berikut Contoh-contoh SMS yang bisa dicontoh oleh penganut Gombalisasi (diambil dari pencerahanhati.com)
“Aslm. Apa kbr? Ukhti, ana sungguh kagum dgn semangat anti. Amanah anti di mana-mana namun semuanya bisa tetap tawazun. Anti benar-benar mujahidah tangguh. Tetep semangat ya Ukhti!”
“Salut sama Ukhti! Anti sungguh militan. Hujan deras seperti itu datang rapat dgn jalan kaki. Jaga kesehatan ya. Ana nggak rela klo Anti sampai jatuh sakit…”
Akhwat: “Aww. Apa kabar? Akhi, sedang ngapain nih? Sudah makan belum? Jangan sampai lupa makan ya..”
Ikhwan: “Www. Alhamdulillaah, menjadi jauh lebih baik setelah Anti SMS ^_^. Ane sedang memikirkan seorang bidadari dunia yang begitu anggun mempesona. Hmm… ane belum makan, tapi dah gak terasa lapar klo ingat sama Anti…”
Ada yang lebih parah nih … kayak gini:
“Aww. Wah .. Anti makin terlihat anggun dengan jilbab biru tadi…”
“Assalaamu ‘alaikum. Apa kbr? Lama nggak kontak ya. Ane kangen ma suara Anti…
Pada dini hari sekitar pukul dua pagi, suara berisik nada SMS membangunkan seorang akhwat dari perjalanan tidurnya. SMS dari siapa nih malam-malam gini, pikirnya. Serta merta dia buka SMS-nya, hah… dari seorang ikhwan, bunyinya:
”Wahai Ukhty, segera terjagalah dari mimpi indahmu, bangunlah dari peraduanmu, basuhlah wajah dan anggota tubuhmu agar bersinar di hari kemudian, bersujud dan bersimpuhlah kepada Allah, agungkanlah Asma-Nya. Niscaya Allah akan meridhoi langkah kita dan mengabulkan cita dan harapan kita.”

Sang akhwat tertegun, ngapain malam-malam begini si ikhwan itu ngirim SMS, kurang kerjaan aja. Dasar, sok perhatian! Namun tanpa sadar jari-jari lentik akhwat itu mengetik balasan:
“Jazakallah khairan, Akh. Jangan kapok tuk sering ngingetin ane ya…”
Nah lo!!Begitu indah SMS dari seorang Ikhwan untuk Ukhti macam itu, tapi sebaliknya maukah ikhwan malam-malam bangun merangkai kata-kata indah untuk membangunkan ikhwan lainnya (dimana tidak ada permainan hati)
Bagaimana cara menilai suatu masalah secara objektif dengan tidak melarikan diri darinya? Mengambil jarak, menciptakan ‘kehadiran’ dalam bentuk yang lain ( M. Shodiq Mustika)
Karena Aku Mencintaimu
Wahai Ukhty…
Karena aku mencintaimu, maka aku ingin menjagamu
Karena aku mencintaimu, aku tak ingin terlalu dekat denganmu
Karena aku mencintaimu, aku tak ingin menyakitimu
Karena cintaku padamu,
Tak akan kubiarkan cermin hatimu menjadi buram
Tak akan kubiarkan telaga jiwamu menjadi keruh
Tak akan kubiarkan perisai qolbumu menjadi retak, bahkan pecah

Karena cinta ini,
Ku tak ingin mengusik ketentraman batinmu,
Ku tak ingin mempesonamu,
Ku tak ingin membuatmu simpati dan kagum,
Atau pun menaruh harap padaku.

Maka biarlah…
Aku bersikap tegas padamu,
Biarlah aku seolah acuh tak memperhatikanmu,
Biarkan aku bersikap dingin,
Tidak mengapa kau tidak menyukai aku,
Bahkan membenciku sekali pun, tidak masalah bagiku….

Semua itu karena aku mencintaimu,
Demi keselamatanmu,
Demi kemuliaanmu.
(Poem taken from Pencerahanhati.com)

………………………………………..(SYN)…………………………………………………………………………..
Terima kasih untuk segala pengertian untuk sifatku yang kadang aneh dan tak wajar..
 hamba yang tak paham tarbiyah, hanya lulus Diniyah yang tak pernah  lanjut  ke Ibtidaiyah, Tsanawiyah, ataupun Aliyah.
Advertisement
Tag : Inspiring
Comments
0 Comments
Back To Top